Total Tayangan Halaman

Senin, 31 Desember 2012

Bencana Longsor di Winangun

Pencarian Korban Longsor di Winangun I lingkungan V
Walikota dan Ibu Paulina Runtuwene Lumentut menemui keluarga korban longsor

Salah Satu Korban Longsor, alm. Robby Sarongsong

Korban Longsor alm. Marta Langi
Walikota Manado Dr. Ir. GS. Vicky Lumentut, SH, M.Si, DEA, bergerak cepat usai menerima informasi adanya korban jiwa atas peristiwa bencana tanah longsor di Kelurahan Winangun I Lingkungan V Manado Minggu (30/12) kemarin. Usai membawakan sambutan pada perayaan Natal bersama Umat katolik se-Kevikepan Manado kemarin, Walikota bersama istri tercinta Paulina Lumentut Runtuwene dan ke 4 anak terkasih, sekira pukul 18.45 Wita, langsung meluncur cepat ke ruangan jenasah Rumah Sakit Prof Kandouw Malalayang.
Tiba di teras ruangan jenasah Walikota disambut isak tangis keluarga Ibu Meydi Sarongsong. Dan disana terlihat dua jenasah yang sudah terbujur kaku. Kedua jenasah yaitu Alamarhum Robby Sarongsong 50 tahun (anak) dan Almarhumah Ibu Marta Langi 74 tahun (orang tua). Keduanya adalah korban dalam peristiwa yang mengenaskan sekitar pukul 15.00 wita siang.
Dalam kunjungan ini, Walikota turut merasakan duka keluarga, dan merasa cukup terpukul terkait adanya korban jiwa, dalam persitiwa yang tidak pernah diinginkan itu. Sehingga sebagai bentuk dukacita dan kepedulian, Pemkot Manado menanggung seluruh biaya dari keluarga yang berduka, yang direncankan dibawa ke rumah duka di Motoling Kabupaten Minahasa Selatan.
“Pemkot tentunya memberikan simpati dan bentuk kepedulian kepada kelurga, semua yang terkait dengan kebutuhan dengan persiapan pemakaman korban ditanggung oleh pemkot mulai dari peti dan perlengkapannya, kendaraan untuk mengangkut jenasah hingga pemakam hingga ke Minahasa Selatan, kami akan memberikan pendampingan dan Pemkot akan menanggung seluruh kebutuhan sampai tibanya jenasah  dikampung halaman,” tegas Walikota, langsung dari lokasi ruangan jenasah.
Dilanjutkannya, kejadian ini adalah sebuah bencana. Yang oleh seluruh umat manusia tidak menginginkannya terjadi. Karenanya bagi keluarga yang ditinggalkan dapat tabah dan sabar dalam menghadapi pencobaan ini.
“Ini bencana yang tidak ada satu pun yang menyukainya. Suka atau tidak dimana dan kapan, sama sekali tidak dapat diketahui. Saat ini peristiwa itu telah merengkut 2 nyawa. Karena itu atas nama Pemkot Manado kami merasa berduka cita atas kejadian ini. Bagi kelurga saya berharap tetap sabar,” katanya Walikota.
Dari data yang ada se Kota Manado ada 8 kecamatan yang mengalami bencana longsor, namun hanya di kelurahan Winangun yang menelan korban jiwa. Menyikpai akan hal ini Walikota menghimbau agar warga Kota Manado dapat mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana longsor dan banjir susulan. Akibat hujan seharian di kota Manado, terjadi luapan air sangat banyak, sehingga terjadi banjir di beberapa lokasi.
“kita berdoa agar hujan dapat berhenti. Tapi Saya himbau bagi mereka yang berada dititik rawan longsor dan rawan bencana dapat menghindarkan diri jika terjadi hujan saat malam. Saya minta sebaiknya tinggalkan tempat yang rawan lonsor dan bajir. Atau sebaiknya kita menghindar agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” urai Walikota. (anq)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar