Walikota dan Wawali saat meresmikan Bank Sampah di SMA Negeri VII Manado beberapa waktu yang lalu |
Walikota,
Dr. Ir. G S. Vicky Lumentut, SH, M.Si, DEA dan Wakil Walikota, Harley Alfredo
Benfica Mangindaan, SE, MSM mengingatkan pegawai di jajaran pemerintah dan
masyarakat kota Manado agar tidak puas
dan terlena dengan penghargaan yang sudah diterima. “Membangun kota Manado
bersih adalah tanggung jawab bersama. Manado secara kasat mata sudah bersih.
Dari segi pengakuan sudah 5 kali mendapat piala Adipura kategori kota sedang
dan 1 kali kategori kota besar, tapi ini bukan tujuan kita; tujuan kita agar
kebersihan menjadi gaya hidup,” kata kedua pemimpin kota Manado yang merakyat
ini dalam berbagai pertemuan dengan warga masyarakat.
Dalam
setiap kegiatan bersama masyarakat, tokoh agama, dan PNS di jajaran pemerintah
kota Manado, kedua pemimpin pilihan rakyat ini terus mendorong dan mengingatkan
bahwa lingkungan bersih dan hijau bukan semata karena piala Adipura, tapi demi
kesehatan dan kenyamanan, dan demi menghadirkan suasana yang semakin hari
semakin menyenangkan, serta mengubah kebiasaan sebagian masyarakat yang
terbiasa hidup nyaman dengan sanitasi yang buruk dan lingkungan yang tidak
bersih.
Vicky
menceritakan pengalamannya ketika berada pada tiga kota di Jepang, yaitu kota
Saga, Saporo dan Tokyo. Menurutnya kebersihan di Jepang merupakan tanggung
jawab keluarga, tugas pemerintah di Jepang tinggal mengingatkan. Dijelaskannya
lebih lanjut bahwa di Jepang anak usia 3 tahun sudah dididik tentang
kebersihan, budaya baca dan budaya malu. “Di Jepang kebersihan tidak
dibuat-buat, tapi sudah merupakan budaya,” katanya.
Berbagai
upaya untuk meminimalisir dan mengatasi masalah sampah demi menciptakan
lingkungan kota Manado yang bersih dan menyenangkan, di antaranya kedua
pemimpin pro rakyat ini melakukan berbagai terobosan melalui regulasi dan
inovasi. Sesuai regulasi/Perda, masyarakat hanya diizinkan membuang sampah pada
pukul 18.00 - 06.00 WITA di Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Sedangkan dari segi
inovasi, masyarakat didorong untuk mengubah paradigma pengelolaan sampah dari
Kumpul Angkut Buang (KAB) menjadi Kumpul Pilah Olah (KPO) atau dengan cara 3R
(Recycle, Reuse, Reduse).
Upaya
edukasi lain yang dilakukan oleh Vicky-Ai untuk menciptakan lingkungan kota
Manado yang bersih dan menyenangkan adalah menghadirkan bank sampah di wilayah
penghasil sampah seperti pasar, sekolah, kompleks perumahan, rumah
makan/restoran, hotel, perkantoran dan atau wilayah padat sampah lainnya. Menurut
Menteri Lingkungan Hidup RI, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA, sesuai peraturan
perundang-undangan perusahaan yang menghasilkan produk seperti minuman mineral
bertanggung jawab mengumpulkan kembali sampah yang dihasilkan oleh
perusahaannya. “Perusahaan tidak mungkin mengumpulkan sendiri. Pasti perusahaan
akan membeli sampah yang dihasilkannya di bank sampah. Cara seperti ini lebih
mudah bagi perusahaan, dan secara ekonomi sangat menguntungkan masyarakat yang
memiliki bank sampah,” kata Kambuaya.
Menurut Vicky dan Ai, keberadaan bank sampah yang terus didorong dan diupayakan
pemerintah kota Manado adalah untuk mengubah cara pandang masyarakat terhadap
sampah yang sebelumnya dianggap tak bernilai. Menurut kedua pemimpin yang low profile ini, keberadaan bank sampah merupakan solusi yang sangat baik untuk
mencegah masyarakat membuang sampah di tempat yang tidak semestinya, mengurangi
volume sampah sampai ke TPS dan TPA, dan menjadi bisnis baru bagi masyarakat
untuk meningkatkan nilai ekonomi.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar