Total Tayangan Halaman

Selasa, 11 Desember 2012

Kebersihan Bagian Dari Gaya Hidup



Walikota dan Wawali saat meresmikan Bank Sampah di SMA Negeri VII Manado beberapa waktu yang lalu
             Walikota, Dr. Ir. G S. Vicky Lumentut, SH, M.Si, DEA dan Wakil Walikota, Harley Alfredo Benfica Mangindaan, SE, MSM mengingatkan pegawai di jajaran pemerintah dan masyarakat kota Manado  agar tidak puas dan terlena dengan penghargaan yang sudah diterima. “Membangun kota Manado bersih adalah tanggung jawab bersama. Manado secara kasat mata sudah bersih. Dari segi pengakuan sudah 5 kali mendapat piala Adipura kategori kota sedang dan 1 kali kategori kota besar, tapi ini bukan tujuan kita; tujuan kita agar kebersihan menjadi gaya hidup,” kata kedua pemimpin kota Manado yang merakyat ini dalam berbagai pertemuan dengan warga masyarakat.
             Dalam setiap kegiatan bersama masyarakat, tokoh agama, dan PNS di jajaran pemerintah kota Manado, kedua pemimpin pilihan rakyat ini terus mendorong dan mengingatkan bahwa lingkungan bersih dan hijau bukan semata karena piala Adipura, tapi demi kesehatan dan kenyamanan, dan demi menghadirkan suasana yang semakin hari semakin menyenangkan, serta mengubah kebiasaan sebagian masyarakat yang terbiasa hidup nyaman dengan sanitasi yang buruk dan lingkungan yang tidak bersih.
             Vicky menceritakan pengalamannya ketika berada pada tiga kota di Jepang, yaitu kota Saga, Saporo dan Tokyo. Menurutnya kebersihan di Jepang merupakan tanggung jawab keluarga, tugas pemerintah di Jepang tinggal mengingatkan. Dijelaskannya lebih lanjut bahwa di Jepang anak usia 3 tahun sudah dididik tentang kebersihan, budaya baca dan budaya malu. “Di Jepang kebersihan tidak dibuat-buat, tapi sudah merupakan budaya,” katanya.   
             Berbagai upaya untuk meminimalisir dan mengatasi masalah sampah demi menciptakan lingkungan kota Manado yang bersih dan menyenangkan, di antaranya kedua pemimpin pro rakyat ini melakukan berbagai terobosan melalui regulasi dan inovasi. Sesuai regulasi/Perda, masyarakat hanya diizinkan membuang sampah pada pukul 18.00 - 06.00 WITA di Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Sedangkan dari segi inovasi, masyarakat didorong untuk mengubah paradigma pengelolaan sampah dari Kumpul Angkut Buang (KAB) menjadi Kumpul Pilah Olah (KPO) atau dengan cara 3R (Recycle, Reuse, Reduse).
             Upaya edukasi lain yang dilakukan oleh Vicky-Ai untuk menciptakan lingkungan kota Manado yang bersih dan menyenangkan adalah menghadirkan bank sampah di wilayah penghasil sampah seperti pasar, sekolah, kompleks perumahan, rumah makan/restoran, hotel, perkantoran dan atau wilayah padat sampah lainnya. Menurut Menteri Lingkungan Hidup RI, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA, sesuai peraturan perundang-undangan perusahaan yang menghasilkan produk seperti minuman mineral bertanggung jawab mengumpulkan kembali sampah yang dihasilkan oleh perusahaannya. “Perusahaan tidak mungkin mengumpulkan sendiri. Pasti perusahaan akan membeli sampah yang dihasilkannya di bank sampah. Cara seperti ini lebih mudah bagi perusahaan, dan secara ekonomi sangat menguntungkan masyarakat yang memiliki bank sampah,” kata Kambuaya.
             Menurut Vicky dan Ai, keberadaan bank sampah yang terus didorong dan diupayakan pemerintah kota Manado adalah untuk mengubah cara pandang masyarakat terhadap sampah yang sebelumnya dianggap tak bernilai. Menurut kedua pemimpin yang low profile ini, keberadaan bank  sampah merupakan solusi yang sangat baik untuk mencegah masyarakat membuang sampah di tempat yang tidak semestinya, mengurangi volume sampah sampai ke TPS dan TPA, dan menjadi bisnis baru bagi masyarakat untuk meningkatkan nilai ekonomi.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar